Ada yang baru nih... !Klik Disini

Gabung Grup WHATSAPP Bahasa JepangGabung

Akhir Tahun 2021 Naik KRL ke Solo, Tjolomadoe dan Timlo Jadi Target Travelling Singkat

Akhir tahun penanggalan masehi 2021, jalan-jalan ke solo dengan KRL murah cuma 8 Ribu. Ke Tjolomadoe dan makan timlo
「Assalamualaikum」- Halo jo, hari ini tanggal 31 Desember 2021 saya sedang menyenangkan hati untuk kembali bepergian setelah sekian bulan terperangkap dengan pembatasan PPKM. Kali ini saya tidak sendiri, bersama Wahyu dan Ade kita bertiga menyambangi kota Kesultanan Surakarta yaitu Solo.

Mencari Referensi Cerita Di Kota Surakarta

Jokkajo photos at Tjolomadoe

Dengan Kereta Rel Listrik (KRL) yang sudah lama beroperasi di Jogja - Solo serta harga murah yaitu Rp.8.000  saja kita meninggalkan Jogja pukul 13.50.

Oh iya di artikel ini saya membagikan cara menggunakan KRL mulai dari cara membeli tiket, membuat kartu atau biaya yang diperlukan untuk membuatnya. Khusus di daerah Jogja, karena memang KRL belum begitu familiar dibanding di Kota besar lainnya seperti Jakarta.

Naik KRL tidak bayar Tunai

Jadi kalau kamu ingin naik KRL di Jogja harus menggunakan Kartu Multi Trip (KMT) yang bisa dibeli di Stasiun, dengan menggunakan KMT kamu cukup membayar Rp. 8K saja.

Seperti di lansir pada laman resmi KRL yakni www.krl.co.id, Kartu Multi Trip adalah uang elektronik yang diterbitkan oleh PT Kereta Commuter Indonesia yang bertujuan untuk memberikan kemudahan bertransaksi seperti:

  • Kartu Multi Trip memudahkan transaksi dalam perjalanan KRL, pembayaran parkir di stasiun, dan merchant-merchant yang bekerjasama dengan PT Kereta Commuter Indonesia.
  • Kartu Multi Trip dapat diisi ulang (top up) di Loket Stasiun, Vending Machine, dan channel top up lainnya yang bekerja sama dengan PT Kereta Commuter Indonesia.
  • Kartu Multi Trip tidak memiliki masa kedaluwarsa.
  • Gratis penggantian kartu rusak selama 7 (tujuh) hari sejak Kartu Multi Trip diaktivasi.
  • Pengguna Kartu Multi Trip berkesempatan mendapatkan hadiah menarik pada event-event khusus (Customer Loyalty Program). Kartu
  • Multi Trip dapat dipindah tangankan.

Pembelian Kartu Perdana Multi Trip

Anda dapat membeli perdana Kartu Multi Trip di seluruh loket Stasiun KRL dan lokasi lainnya yang bekerja sama dengan PT Kereta Commuter Indonesia, dengan harga berikut:

  1. Kartu Multi Trip Reguler harga Rp 30.000,- termasuk saldo Rp 10.000,-
  2. Kartu Multi Trip X-PRESI harga Rp 50.000,- termasuk saldo Rp 15.000,-Kartu Multi Trip Special Edition harga Rp 50.000,- termasuk saldo 15.000,-
  3. Kartu Multi Trip dapat diisi saldo hingga maksimal Rp. 2.000.000, jadi tidak bisa top up melebihi batas maksimum, sedangkan dalam 1 bulan maksimal top up adalah Rp. 20.000.000.
Caranya cukup mudah, kamu tidak perl menyiapkan dokumen resmi. Tinggal datang saja ke stasiun dan pergi ke tempat penyedia tiket KRL. Untuk stasiun Tugu Yogyakarta ada di Pintu masuk sebelah barat, bangunan paling  pojok kanan setelah masuk ke area stasiun, tapi jika kamu masuk dari tempat parkir stasiun sebelah barat maka bangunannya ada di paling timur. Silahkan bertanya kepada Petugas untuk tempat pembuatan KTM, maka petugas Stasiun akan memberi tahumu.

Siapkan uang Rp. 30k dan serahkan dibagian loket, maka kamu akan menerima kartu multi trip yang berwarna hitam dengan saldo awal Rp. 10k.

Cara penggunaan, kamu cukup menempelkan kartu tersebut di pintu masuk. Nantinya kamu akan di arahkan oleh petugas yang berjaga disana. Akan ada 2 kali Tap atau menempelkan kartu, yaitu tap in pada saat masuk atau mau naik kereta dan tap out pada saat akan keluar dari stasiun tujuan. Cukup mudah bukan? Kamu harus coba Jo..

Selain KRL kamu juga bisa menggunakan Kereta Prameks atau Prambanan Ekspres dengan harga tiket yang sama yakni Rp. 8K.

°°°°°
Setelah membeli KMT, kita bertiga bergegas menuju KRL yang sebentar lagi akan berangkat. Dan benar saja tak lama kami masuk, pintu mulai di tutup dan pengumuman dari petugas mulai terdengar bahwa kita akan memulai perjalanan menuju stasiun Solo Balapan dan melewati beberapa stasiun sepanjang perjalanan.

Adapun stasiun yang ada sepanjang perjalanan menuju solo adalah stasiun Lempuyangan, stasiun Maguwo, stasiun Brambanan, stasiun Srowot, stasiun Klaten, stasiun Ceper, stasiun Delanggu, stasiun Gawok, stasiun Purwosari, dan terakhir stasiun Solo Balapan.

Untuk tujuan Solo kamu bisa turun di dua stasiun terakhir yakni stasiun Purwosari dan Solo Balapan.

Karena kondisi gerbong dalam keadaan penuh dan diberlakukan Protkes, maka kita bertiga harus berdiri sepanjang perjalanan. Posisi duduk KRL saling berhadapan di masing-masing sisi kiri dan kanan kereta.

Akhirnya sampai juga di Solo, kebetulan saya, Wahyu dan Ade turun di stasiun Solo Balapan.

Sedikit cerita selama berada dalam gerbong kereta, tepat di sebelah kami bertiga ada juga penumpang lain yang berdiri. Ada banyak penumpang sih, tapi arah pembicaraan kita bertiga tertuju pada 3 orang perempuan cantik yang sempat ditegur oleh petugas yang berjaga karena memaksakan duduk di tempat yang tidak diijinkan. Mungkin karena lelah, mereka duduk tanpa jaga jarak. Sambil menenteng koper sesekali salah seorang dari mereka duduk diatas koper yang dibawanya.

Upss maaf, kita tidak sempat kenalan karena mereka bertiga turun di stasiun Purwosari dan berakhir sudah cerita tentang mereka.

Keluar dari Stasiun Solo Balapan Tanpa Tahu Mau Kemana

Stasiun Solo Balapan

Sempat berputar bolak balik nyari Toilet di Stasiun tersebut, kita memutuskan untuk keluar dari areal stasiun. Bukan berarti kita sudah tahu tujuannya kemana, justru kita bingung tujuan selanjutnya kemana.

Wahyu menawarkan referensi yang ia lihat di beberapa postingan tentang Destinasi wisata Soo, salah satunya museum TjoloMadoe.

Akhirnya langsung menjadi pilihan terbaik dan segera memesan mobil yang bisa mengatarkan kita ke Tjolomadoe. Perjalanan dari Stasiun Solo Balapan ke Tjolomadoe sekitar 15 Menitan. Tapi karena lumayan macet dengan konvoi kemenangan Tim sepak Bola Solo, perjalanan sekitar 20 Menit lebih.

Jokkajo Photos Tjolomadoe


Tak terasa kita berada di Tjolomadoe sekitar 3 jam karena terlalu seru menikmati tempat ini.  

Untuk Review tempat ini akan saya buatkan di artikel selanjutnya

Sudah sore dan kita harus pulang ke Jogja, karena stasiun terdekat adalah Stasiun Purwosari, kita memutuskan untuk naik kereta di stasiun tersebut. Dengan mobil yang dipesan online kita bertiga menuju stasiun Purwosari, terlalu lama menunggu mobil dan perjalanan kita tiba di Stasiun sekitar pukul 18.40. Itu artinya KRL sudah tidak tersedia lagi, alih-alih naik kereta lain ternyata hanya tersedia kereta jarak jauh dan persyaratannya harus melakukan Swab Antigen.

Kita batal pulang ke Jogja dengan Kereta, hanya ada 2 pilihan yaitu mencari penginapan dan naik kendaraan lain. Tadinya akan ke penginapan terdekat, tapi Ade ingat percakapan dalam mobil dengan sopir tentang makanan solo yakni Timlo. Penasaran dengan makanan tersebut kita keluar dari stasiun dan berjalan ke arah timur sambil mencari makanan tersebut, sempat masuk Grand Mall Solo tapi Stan yang menjual Timlo sudah tutup.

Berjalan lagi ke arah utara dan menemukan penjual timlo di kawasan kuliner kota barat yang tidak jauh dari kantor Satlantas Polres Surakarta.

Ternyata Timlo tidak jauh beda dengan Soto cuma isiannya aja yang berbeda, akhirnya penasaran dengan Timlo terbayarkan. Sekarang memikirkan untuk pulang atau menginap.

Wahyu dan Ade baru ingat kalau nitip motornya di parkiran Stasiun Tugu, karena alasan itulah kita mencari kendaraan lain. Sepertinya Bus juga bagus, yasudah kita ke terminal Tirtonadi untuk mencari bus.

Dari kawasan kuliner kota barat ke terminal Tirtonadi sekitar 3 kilometer, terlalu indah kota solo kalau hanya dinikmati dari balik kaca mobil. Kita bertiga memutuskan untuk jalan kaki ke terminal. Menyusuri jalan dan gang kecil di kota solo sangat syahdu, seperti napak tilas. 9 menit perjalanan ke terminal sudah selesai dan kita harus mencari bus ke arah Jogja. Perjalanan ke Jogja sekitar 1 jam 30 menit.

Tiba di Jogja sekitar 11.30 dan masih 2021
Ini adalah akhir cerita saya di akhir tahun 2021 saya, tidak merayakan cuma sekedar mengisi hari libur dan belajar arti hidup.

Terima kasih sudah membaca
Baca juga artikel lainnya di Jokka Jo

Baca ini :
[Saya penulis pemula dari Sulawesi-Indonesia yang bermimpi dapat menebar manfaat lewat tulisan]- [Tetap sehat dan jangan gila]•• [Berbagilah untuk hidup, hiduplah untuk berbagi]••