Ada yang baru nih... !Klik Disini

Gabung Grup WHATSAPP Bahasa JepangGabung

7 Tantangan Menwa Masa Kini Yang Terlupakan

Apa itu Resimen Mahasiswa?, Fungsi Menwa?, Bagaimana Pola Didik dan Latih Menwa? Tantangan Menwa Masa Kini, #MenwaIndonesia #Menwa
「Assalamualaikum」-  Halo jo, terima kasih telah datang di blog sederhana ini. Menwa atau yang disingkat Resimen Mahasiswa adalah salah satu komponen pendukung kekuatan negara dari kalangan mahasiswa tidak berjalan dengan mulus di masa kontemporer, banyak hal dan rintangan serta tantangan yang dihadapi oleh organisasi dengan warna topi baret Ungu tersebut.

Seperti tulisan jokkajo.com sebelumnya yang berjudul Mereka Yang Berseragam Ala Militer Di Lingkungan Perguruan Tinggi, Spionase Militer (?) sedikit kurang lengkap jika tidak disertai dengan pemahaman mendalam tentang organisasi Menwa.

Jokkajo.com melalui penulisnya yang hanya mengenyam Pendidikan Dasar Kemiliteran Menwa di tahun 2016, Kursus Kader Pelaksana di tahun 2017 dan Kursus Kader Pimpinan Menwa angkatan XXXVI di tahun 2018 dengan keterbatasan pengetahuannya berusaha merangkum beberapa tantangan nyata Menwa dalam kontekstualitas masa kini yang terlupakan oleh anggotanya.

Adapun tantangan yang dirangkum bukan sekedar isi tulisan belaka, namun sebuah pengamatan dan pengalaman yang pernah di alami semasa aktif dalam organisasi dengan sesanti "Widya Castrena Dharma Siddha" ini.

Foto : Perwakilan Peserta Suskapin XXXVI/2018 Di Seskoal
Berikut adalah tantangan yang dimaksudkan oleh penulis,

1. Menyesuaikan Paradigma Kontemporer

Tantangan pertama berkaitan dengan paradigma atau cara pandang organisasi guna menunjang berputarnya roda organisasi, Menwa sebagaimana telah disebutkan dalam tulisan sebelumnya bukanlah organisasi baru.

Menwa telah hadir beriringan dengan palagan besar, sehingganya terkadang paradigma di masa lalu belum semuanya terupdate dengan kondisi masa kini.

Bentuk pelaksanaan pendidikan yang masih banyak mengedepankan pengemblengan fisik yang lebih dari 50%, sedangkan kondisi dan kemampuan berpikir haruslah menjadi poin penting yang harus ditekankan agar melahirkan anggota menwa yang berintelektual.

Dengan sikap tidak toleran terhadap sikap lemah atau terkesan 'kurang perkasa' adalah penyebab banyaknya anggota senior yang hadir di hadapan adik juniornya memperlihatkan watak jahat seperti semasa dia dahulu mendapat perlakuan dari seniornya.

Bisa diartikan hal semacam ini merupakan tindakan yang mengandung unsur balas dendam

Banyak dari mereka yang telah bergabung di organisasi Menwa memilih untuk tidak aktif bahkan mengundurkan diri dengan alasan sulit beradaptasi dengan kondisi masa lalu yang dipaksakan penerapannya di masa kini.

Paradigma yang tidak menyesuaikan dengan perkembangan zaman hanya akan memperlambat kemajuan organisasi karena sulit melupakan masa lalu, melupakan dalam artian bukan melupakan sejarah panjang. Namun 'melupakan' yang dimaksud penulis adalah melupakan hal-hal yang terkadang dianggap rancu dilakukan saat ini, seperti anggota menwa haruslah aktif dalam kegiatan yang bersifat adu otot atau fisik dan menganggap kegiatan diluar tersebut tidak pantas dilakukan oleh anggota menwa.

2. Daya Saing Dengan Lembaga Atau Organisasi Sejenis

Seiring kemajuan zaman dan kebijakan pemerintah yang berkuasa lahirlah organisasi sejenis dibidang pembelaan negara yang terlihat lebih eksis dan mendapat pengakuan dari Negara.

Penulis tidak bermaksud menyebutkan nama organisasi bersangkutan guna menghindari kesalahan tafsir dari tulisan ini, dapat dibandingkan dan diamati bagaimana keberadaan menwa ketika hadir organisasi baru.

Anggota senior pasti sedih ketika adik-adiknya diperlakukan bak anak tiri yang kurang perhatian, tapi itulah fakta yang terjadi. Padahal itu bukan sikap menganak tirikan, tapi Menwa lah yang kurang menampilkan diri untuk menjadi pilihan

Tantangan ini harusnya diperkenalkan kepada anggota menwa remaja agar mempersiapkan diri dengan persaingan dalam konteks positif dengan organisasi sejenis menwa dibidang bela negara.

3. Pemenuhan Intelektualitas

Sesanti atau semboyan yang disebutkan sebelumnya mengandung makna penyempurnaan pengabdian dengan ilmu pengetahuan dan ilmu olah keprajuritan

Maka dari itulah tuntutan pengetahuan yang mumpuni bagi setiap anggota Menwa sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari adalah hal wajib untuk dikembangkan serta diperdalam.

Anggota menwa harus bisa menjadikan padu antara keilmuan yang dipelajari dan kemampuan dasar prajurit, sewaktu-waktu dibutuhkan akan sangat berguna bagi masyarakat.

Seperti contoh anggota menwa dengan disiplin ilmu keguruan yang ketika menapaki karir sebagai guru dapat mengimplementasikan keilmuan menwa dalam proses pembelajaran. Sehingga tata krama dan disiplin yang baik akan tersalurkan kepada murid-muridnya

Memenuhi intelektual bukan hanya tantangan yang bersifat tersurat, akan tetapi sikap tersirat seperti tanggung jawab dan menjaga ucapan yang baik adalah salah satu kebutuhan dalam kehidupan bermasyarakat.

4. Sikap Kritis Kurang Tajam

Mereka yang tergabung dalam organisasi ini seolah-olah sikap kritisnya di khitan dengan alasan komando, yang memberikan perintah tanpa bantahan.

Sehingga membentuk sikap kritis menjadi pupus, sedangkan sikap ini adalah hal wajib bagi seorang mahasiswa. Pancaroba situasi dan kondisi haruslah menjadi perhatian yang patut mendapat pengawalan.

Hal ini menjadi alasan mengapa anggota menwa mendapat julukan mahasiswa anti demo, karena memang pada saat terjadinya demonstrasi penyampaian pendapat di muka umum menwa sering kali dikerahkan oleh pihak kampus untuk menjadi tameng yang dibenturkan dengan masa aksi.

Ketika penyampaian pendapat diruang tertutup sering kali terlalu kaku untuk memberikan pendapat dengan alasan keteraturan organisasi yang harus dijalankan oleh setiap anggotanya.

5. Eksplorasi Kemampuan Diri

Setiap individu tentu diberkahi kemampuan alamiah yang berbeda satu dengan yang lainnya, mahasiswa dengan latar belakang disiplin ilmu yang berbeda digabungkan dalam satu komando Resimen Mahasiswa pastinya memiliki kemampuan diri yang seyogyanya harus di eksplorasi.

Anggota Menwa selain mendapatkan pengalaman dan skill yang didapatkan harus bisa mengembangkan kemampuan lain dari dirinya.

Seperti contoh kemampuan bela diri, haruslah di perdalam jika minat di bidang tersebut cukup tinggi. Kemampuan seni yang dimiliki bukan berarti merendahkan sikap tegas dalam organisasi menwa, jadi perlu dieksplorasi.

Tidak selalu kaku dengan kegiatan yang monoton dan tidak membentuk kemampuan diri yang lebih baik, sebagaimana maksud pendidikan yang bertahap, berlanjut dan bertingkat.

6. Eksistensi Di Lingkungan Kampus

Di lingkungan kampus tidak hanya terdapat organisasi menwa semata, terdapat organisasi lain yang juga berpacu untuk menunjukkan eksistensinya di hadapan civitas akademika.

Keberadaan Menwa ditunjukkan dengan adanya program atau kegiatan yang bermanfaat dan juga dapat mengharumkan nama kampus atau satuan.

Tidak hanya berpola pada kegiatan Pengamanan yang sudah menjadi tanggung jawab satuan pengamanan (Satpam) di kampus tersebut, adanya pengimbangan program unggulan baik skala kampus, daerah maupun nasional adalah harapan besar bagi pengurus menwa.

7. Mediator Mahasiswa

Bentuk tanggung jawab seorang Mahasiswa dalam hal ini menwa dapat menjadi mediator ketika terjadi perselisihan diantara mahasiswa, namun hal semacam ini tidak banyak terlihat pada aktifitas anggota menwa.

Menwa lebih memilih lebih tertutup dan kadang 'primitif' dengan situasi mencekam yang sebetulnya bisa di dalami dan dilakukan mediasi.

Di beberapa kampus Menwa memang bisa dibanggakan karena keberadaannya yang tak hilang di telan hiruk pikuk perkembangan kehidupan kampus, akan tetapi hampir sebagian besar Kesatuan Menwa melupakan 7 hal tersebut dalam berorganisasi.

Sehingganya perkembangan organisasi terhambat dan malah 'jalan ditempat', karena sikap egois beberapa anggota yang hanya sekedar ikut dan tak memberikan kontribusi nyata.

Bukan menyudutkan Menwa tapi itulah tantangan yang sering kali dilupakan oleh mereka yang aktif dan memiliki tanggung jawab menjalankan fungsi organisasi kemahasiswaan di Menwa.

Semoga melalui tulisan ini akan dapat menggugah rasa kepedulian terhadap organisasi yang lebih baik.

Widya Castrena Dharma Siddha
16 96 30 00122

Selesai

Baca ini :
[Saya penulis pemula dari Sulawesi-Indonesia yang bermimpi dapat menebar manfaat lewat tulisan]- [Tetap sehat dan jangan gila]•• [Berbagilah untuk hidup, hiduplah untuk berbagi]••